Selasa, 02 Januari 2018

Self regulated learning


1.             Definisi Self Regulated Learning
Schunk & Zimmerman (1989) menyatakan bahwa self regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana seseorang peserta didik menjadi regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri. Self regulated learning dapat berlangsung apabila peserta didik secara sistematis mengarahkan perilakunya dan kognisinya dengan cara memberi perhatian pada instruksi-instruksi, tugas-tugas, melakukan proses dan menginterpretasikan pengetahuan, mengulang-ulang informasi untuk mengingatnya serta mengembangkan dan memelihara keyakinan positifnya tentang kemampuan belajar dan mampu mengantisipasi hasil belajarnya.
Menurut Mujidin dan Shidiq (2008) self regulated learning adalah kemampuan untuk mengatur diri dalam belajar dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi, kemampuan perencanaan, pengorganisasian, menginstrusksi diri, memonitor dan melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar. Menurut Winne (1997) self regulated learning adalah  kemampuan seseorang untuk mengelola secara efektif pengalaman belajarnya sendiri di dalam berbagai cara sehingga mencapai hasil belajar yang optimal.
Menurut Santrock (2008) self regulated learning atau pembelajaran regulasi diri adalah memunculkan dan memonitor sendiri pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai tujuan. Tujuan ini bisa jadi berupa tujuan akademik (meningkatkan pemahaman dalam membaca, menjadi penulis yang baik, belajar perkalian, mengajukan pertanyaan yang relevan), atau tujuan sosioemosional (mengontrol kemarahan, belajar akrab dengan teman sebaya).
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa self regulated learning merupakan kemampuan seseorang untuk mengelola diri dalam belajar secara efektif untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2.             Strategi Self Regulated learning
Purdie dan Hattie (1996) mengemukakan tujuh (7) kategori strategi belajar yang terbagi lagi ke dalam 24 subkategori strategi belajar. Ketujuh kategori tersebut yaitu self evaluating, organizing and transforming, environmental structuring, rehearsing and memorizing, seeking help, reviewing records, dan nonstrategic.
Ke-24 strategi belajar tersebut adalah sebagai berikut:
a.              Self evaluating (evaluasi diri)
Yaitu pernyataan yang mengindikasikan sisa untuk melakukan evaluasi terhadap kualitas atau kemajuan kerja yang sudah dikerjakannya dan apakah pekerjaan tersebut sudah sesuai dengan apa yang direncanakannya.
Subkategorinya yaitu:
1)        Memeriksa kualitas dari usaha atau hasil keja
2)        Menggunakan sumber lain untuk membantu memeriksa pekerjaan yang telah dilakukan
3)        Menguji pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi suatu tugas tertentu
b.             Organizing and transforming (mengatur dan mengubah)
Yaitu pernyataan yang mengindikasikan keinginan siswa baik secara overt atau covert untuk mengatur ulang materi guna meningkatkan proses belajar.
4)        Membuat kesimpulan; membuat daftra poin-poin penting; membuat catatan ketika membaca
5)        Membuat rancangan, draf; perencanaan tugas yang akan dilakukan
6)        Memberikan tanda pada bagian yang penting pada buku, seperti menggaris bawahi
7)        Mengorganisasikan atau mengatur catatan, membuat dokumentasi
8)        Menetapkan tujuan dan perencanaan (goal setting and planning)
9)        Mencari informasi (seeking information)
10)    Menyimpan catatan (keeping records)
c.              Environment structuring (mengatur lingkungan)
Yaitu pernyataan yang mengindikasikan upaya siswa untuk mengatur lingkungan belajar agar membuat belajar lebih nyaman, dengan mengatur lingkungan fisik maupun psikologis.
11)    Membuat dan mengatur lingkungan fisik yang dapat memudahkan mereka untuk belajar.
12)    Self environment, perilaku yang ditujukan untuk membuat individu lebih nyaman belajar.
13)    Konsekuensi diri, yaitu pernyataan yang mngindikasikan upaya siswa salam mempersiapkan dan melaksanakan ganjaran atau hukuman yang didapat jika sukses atau gagal.
d.             Rehearsing and memorizing (mengulang dan mengingat)
Yaitu pernyataan yang mengindikasikan usaha siswa untuk menghafalkan materi pelajaran dengan latihan secara overt atau covert.
14)    Mengingat
15)    Melakukan latihan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman akan suatu materi
e.              Seeking help (mencari bantuan)
Yaitu usaha yang dilakukan siswa untuk meminta bantuan apabila ada yang tidak dimengerti.
16)    Bantuan teman (peer)
17)    Bantuan guru
18)    Bantuan orang dewasa
f.              Reviewing records (memeriksa catatan)
Yaitu pernyataan yang mengindikasikan upaya siswa untuk membaca kembali catatan ulangan atau tes atau buku tes untuk pesiapan dikelas atau untuk tes selanjutnya.
19)    Melihat kembali catatan
20)    Melihat kembali ujian atau tugas yang telah selesai dilakukan
21)    Membaca kembali buku pelajaran atau buku pegangan
g.             Nonstrategic
Yaitu pernyataan yang menggambarkan ketetapan hati siswa untuk melaksanakan tugas dan menggunakan energi dari dalam diri siswa.
22)    Memakai kemauan atau semangat dari dalam diri siswa
23)    Mencontek
24)    Pernyataan yang tidak bisa dikategorikan secara jelas pada salah satu kategori diatas karena kurang spesifik atau kurang jelas
25)    Pernyataan yang menggambarkan perilaku belajar yang diakibatkan oleh orang lain.
3.             Komponen self regulated learning
Self regulated learning memiliki tiga komponen menurut Zimmerman (dalam Boekaerts, Pintrinch & Zeidner, 2000) yaitu:
a.              Mengamati diri sendiri (self observation),
Yaitu dengan sengaja memberikan perhatian yang spesifik dari aspek perilaku dirinya sendiri.
b.             Penilaian dirinya sendiri (self judgement),
Yaitu dengan membandingkan kemajuan sekarang dengan suatu tujan secara standar.
c.              Reaksi dari dirinya sendiri (self reaction),
Yaitu dengan membuat respon yang evaluatif terhadap penilaian kinerjna dirinya sendiri.
4.             Faktor-faktor self regulated learning
 Berdasarkan perspektif sosial kognitif yang dikemukakan Bandura (Zimmerman, 1989) bahwa self regulated learning ditentukan oleh 3 faktor yakni faktor personal, perilaku dan lingkungan :
a.              Faktor personal
Self regulated learning terjadi dimana siswa dapat menggunakan proses personal (kognitif) untuk mengatur perilaku dan lingkungan belajar di sekitarnya secara strategis. Faktor personal melibatkan self efficacy yang mengacu kepada penilaian individu terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan dalam belajar. Persepsi self-efficacy siswa tergantung kepada empat tipe yang mempengaruhi pribadi seseorang yaitu pengetahuan siswa, proses metakognitif, tujuan dan afeksi.
Pengetahuan self regulated learning harus memiliki kualitas pengetahuan prosedural dan pengetahuan bersyarat. Pengatahuan prosedural mengacu kepada pengetahuan bagaimana menggunakan strategi, sedangkan pengetahuan bersyarat mengarah kepada pengetahuan kapan dan mengapa strategi tersebut berjalan efektif. Pengetahuan self regulated learning tidak hanya bergantung kepada pengetahuan siswa tetapi juga proses metakognitif pada pengambilan keputusan dan perfoma yang dihasilkan dengan melibatkan perencanaan atau analisis tugas yang berfungsi mengarahkan usaha dalam mengontrol belajar.
Pengambilan keputusan metakognitif tergantung juga kepada tujuan jangka panjang siswa dalam belajar. Tujuan merupakan kriteria yang digunakan siswa untuk memonitor mereka dalam belajar. Tujuan dan pemakaian proses metakognitif dipengaruhi oleh persepsi terhadap self efficacy dan afeksi. Afeksi mengacu kepada kemampuan mengatasi emosi yang timbul dalam diri meliputi kecemasan dan perasaan depresif yang menghalangi pola pikir dalam mencapai tujuan.
Menurut Cobb (2003), motivasi juga menjadi bagian dari diri individu. Motivasi dibutuhkan siswa untuk melaksanakan strategi yang akan mempengaruhi proses belajar. Siswa cenderung akan mengatur waktu secara efektif dan efisien apabila memiliki motivasi belajar. Motivasi instrinsik cenderung lebih memberikan hasil positif dalam belajar dan meraih prestasi yang baik. Motivasi ini lebih kuat dan lebih stabil dibandingkan dengan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik). Faktor personal melibatkan penggunaan strategi mengatur materi pelajaran (organizing & transforming), membuat rencana dan tujuan yang ingin dicapai (goal setting and planning), mencatat hal-hal penting (keeping record and monitoring), serta mengulang dan mengingat materi pelajaran (rehearsing and memorizing).
b.             Faktor perilaku
Mengacu kepada kemampuan siswa dalam menggunakan strategi self evaluation sehingga mendapatkan informasi tentang keakuratan dan mengecek kelanjutan dari hasil umpan balik. Perilaku siswa dalam berperilaku yang berhubungan dengan self regulated learning yaitu observasi diri (self observation), penilaian diri (self-judgment), dan reaksi diri (self-reaction). Komponen tersebut terdiri dari perilaku yang dapat diamati, dilatih dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, ketiga komponen tersebut dikategorikan sebagai faktor perilaku yang mempengaruhi self regulated learning. Faktor perilaku ini melibatkan penggunaan strategi evaluasi terhadap diri (self-evaluation) dan konsekuensi terhadap diri (self-consequences).
c.              Faktor lingkungan
Faktor lingkungan berinteraksi secara timbal balik dengan faktor personal dan perilaku. Mengacu kepada sikap proaktif siswa untuk menggunakan strategi pengubahan lingkungan belajar seperti penataan lingkungan belajar, mengurangi kebisingan, dan pencarian sumber belajar yang  relevan. Matsumoto (2008), menambahkan bahwa faktor budaya turut mempengaruhi penerapan self regulated learning. Nilai-nilai budaya yang dianut siswa akan berperan dalam menerapkan self regulated learning agar tercapainya tujuan belajar. Individu yang menerapkan self regulated learning biasanya menggunakan strategi mencari informasi (seeking information), mengatur lingkungan belajar (environmental structuring), mencari bantuan sosial (seeking social assistance), serta meninjau kembali catatan, tugas, atau tes sebelumnya dan buku pelajaran (review record).
Pemaparan di atas, menunjukkan bahwa selama proses self regulated learning berlangsung, ada tiga faktor yang dapat berpengaruh. Faktor-faktor tersebut adalah faktor personal, perilaku, dan lingkungan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar