Pengertian Empowerment
Empowerment, merupakan istilah yang
cukup populer dalam bidang manajemen khususnya manajemen Sumber Daya Manusia. Salah
satu penafsiran yang dikenal oleh sebagian besar dari kita adalah empowerment
sebagai pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahan.
Empowerment, yaitu upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki
oleh masyarakat..Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya
diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi
sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.
Richard Carver, Managing Director dari Coverdale Organization
mendefinisikan empowerment
sebagai mendorong dan membolehkan seseorang untuk mengambil tanggung jawab
secara pribadi untuk meningkatkan atau memperbaiki cara-cara menyelesaikan
pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kontribusi dalam pencapaian sasaran
organisasi.
Empowerment memerlukan penciptaan
budaya yang mendorong pegawai dalam setiap tingkatan untuk melakukan sesuatu
yang berbeda dan membantu pegawai untuk percaya diri dan kemampuan untuk
melakukan perubahan.
Menurut Friedmann ada dua primise mayor, yaitu “kegagalan”
dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan
ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang
berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif
pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran
antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan
demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan
partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat,
sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan,
pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
Selanjutnya, kekuatan aspek sosial ekonomi masyarakat
menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah tangga yaitu
informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam organisasi dan
sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila ekonomi rumah tangga
tersebut meningkatk aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan meningkat pula
tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap dasar-dasar
kekayaan produktif mereka.
Definisi Stress
Kondisi
seseorang yang sedang mengalami tekanan dalam kehidupannya yang begitu sulit
dibayangkan dan sangat sakit untuk dirasakan. Pada dasarnya, stress adalah
sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental yang dapat mempengaruhi
kinerja keseharian juga dapat menurunkan produktivitas, menimbulkan rasa sakit
serta gangguan mental lainnya. Sumber stress sendiri disebut dengan stressor, sedangkan ketegangan yang
dihasilkan disebut strain.
Menurut
Hans Selye 1976, stress merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik
terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Seseorang dapat dikatakan stress
jika mengalami beban atau tugas yang berat, tetapi ia tidak dapat mengatasinya.
Di
zaman seperti ini, begitu banyak orang yang mengalami stress, baik itu orang
dewasa, remaja maupun anak-anak. Disaat jiwa kita mengalami suatu cobaan /
tekanan yang berat, maka dengan sendirinya otak kita akan memerintahkan tubuh
untuk melepaskan hormon dalam jumlah yang cukup banyak sebagai energi tambahan
untuk bertindak menghadapi situasi yang menekannya dan apabila situasi tersebut
telah berlalu, maka kondisi tubuh akan kembali tenang.
Penyebab Stress
Dimasa
yang serba instan ini, dengan gaya hidup yang serba cepat, menambah semakin
kompleksnya permasalahan hidup. Dimana tekanan kehidupan yang datang lebih
cenderung berupa psikologis, seperti yang sedang marak ditengah masyarakat saat
ini yaitu perselingkuhan, perceraian, pemerkosaan, perampokan, ekonomi,
persaingan bisnis yang tidak sehat, terlilit hutang rentenir, penganiayaan dan
kematian orang yang di cintainya, dll. Berikut pengelompokkan berdasar
sumbernya:
- Faktor Eksternal; merupakan faktor penyebab stress yang berasal dari luar diri. Misalkan saja terkena PHK, tugas banyak, mengalami kejadian duka, dan sebagainya, yang memungkinkan membuat orang menjadi stress.
- Faktor Internal; berhubungan erat dengan faktor dari dalam diri dan keadaanya. Misalkan, harapan yang terlalu tinggi dan sulit mencapainya, ketakutan akan sesuatu hal, trauma, dan sebagainya.
Keadaan
stress yang bertubi-tubi secara psikologi dapat menyebabkan jiwa lelah dan
tubuh terasa lunglai, sehingga bisa menyebabkan seseorang tidak mampu berpikir
jernih dan mendekati putus asa, bahkan ada yang sampai mengakhiri hidupnya
dengan jalan bunuh diri. Faktor lain yang paling sering menyebabkan seseorang
mengalami stress ialah tuntutan di dalam pekerjaan.
Menurut
Sarafino (1990), stress kerja dapat disebabkan oleh:
- Lingkungan fisik yang terlalu menekan
- Kurangnya control yang dirasakan
- Kurangnya hubungan interpersonal
- Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja
Seseorang tidak bisa berada dalam kondisi stress terlalu
lama, karena stress yang berkepanjangan dapat mengganggu respon jantung, juga
dapat menurunkan imun atau ketahanan tubuh, sehingga dapat berpengaruh negatif
pada kesehatan. Berikut ada beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan untuk
mengurangi stress:
- Diam Sejenak; artinya menenangkan pikiran sejenak dan mengalihkan perhatian sementara dari stress. Dalam hal ini bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan seperti; memancing, melukis, berkebun, merangkai bunga, menyulam, dan sebagainya
- Membaca; terbukti efektif mengurangi stress karena membaca dapat mengalihkan fokus pikiran, sehingga membuat pikiran menjadi lebih baik.
- Mendengarkan Musik; dapat menenangkan detak jantung yang keras juga dapat menenangkan ketegangan pikiran. Karena musik dapat memberi efek perasaan tenang pada pendengarnya
- Berinteraksi dengan Keluarga` merasakan cinta kasih dari keluarga (anak, cucu, kakak, adik, mama, papa) akan membuat diri tersenyum bahagia.
- Kesibukan yang menguntungkan
- Berolah Raga; olah raga ringan dengan jalan santai, jogging, bersepeda dan bila dirasa perlu maka datangi tempat kebugaran seperti fitness, kolam renang, sanggar senam, dll.
Definisi Konflik
Konflik berasal dari kata kerja
Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya
atau membuatnya tidak berdaya. Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa
ahli.
Menurut Taquiri dalam Newstorm
dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku
dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan,
kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara
berterusan.
Menurut Gibson, et al (1997:
437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung
dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen
organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja
sama satu sama lain.
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
- Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
- Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
- Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
- Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
- Konflik antar atau tidak antar agama
- Konflik antar politik.
Menurut Pondi, Proses
terjadinya konflik sebagai berikut.
- Konflik Laten (Latent Conflict); merupakan tahap dari munculnya faktor-faktor penyebab konflik dalam organisasi. Bentuk-bentuk dasar dari situasi ini ialah persaingan untuk memperebutkan sumberdaya yang terbatas, konflik peran, persaingan perebutan posisi di dalam organisasi.
- Konflik Yang Dipersepsikan (Perceived Conflict); pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai penghambat atau mengancam pencapaian tujuannya.
- Konflik Yang Dimanifestasikan (Manifest Conflict); pada tahap ini perilaku tertentu sebagai indikator konflik sudah mulai ditunjukkan, seperti adanya sabotase, agresi terbuka, konfrontasi, rendahnya kinerja dan lain sebagainya.
- Resolusi Konflik (Conflict Resolution); pada tahap ini konflik yang terjadi diselesaikan dengan berbagai macam cara dan pendekatan.
- Konflik Aftermath; jika konflik sudah benar-benar diselesaikan maka hal itu akan meningkatkan hubungan para anggota organisasi. Hanya saja jika penyelesaian konflik tidak tepat, maka akan dapat menimbulkan konflik yang baru.
Menurut Smith, Proses
terjadinya konflik sebagai berikut :
- Tahap Antisipasi, yaitu merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
- Tahap Menyadari, yaitu perbedaan mulai dieksepsikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
- Tahap pembicaraan, yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
- Tahap Perdebatan Terbuka, yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
- Tahap Konflik Terbuka, yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain.
Definisi
Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses di mana seseorang menyampaikan pesannya, baik dengan
lambang bahasa maupun dengan isyarat, gambar, gaya, yang antara keduanya sudah
terdapat kesamaan makna, sehingga keduanya dapat mengerti apa yang sedang
dikomunikasikan. Dengan kata lain, jika lambangnya tidak dimengerti oleh salah
satu pihak, maka komunikasinya akan tidak lancar dan tidak komunikatif.
Hambatan dalam
Komunikasi
Tidak efektifnya proses komunikasi
disebabkan oleh 3 hal pokok unsur utama komunikasi yaitu komunikator, isi
pesan, dan juga komunikan. Dan roses komunikasi tidak akan berjalan lancar jika
terjadi gangguan dalam komunikasi. Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat
dikelompokkan menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal, yaitu:
- Hambatan internal; adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis.
- Hambatan eksternal;
adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam
bukunya Ilmu, Teori, dan Filasafat Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi,
yaitu:
- Gangguan; mekanik dan semantik
- Kepentingan
- Motivasi terpendam
- Prasangka
Sumber:
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan
Model-model Kepribadian Sehat
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik