Ø TES INTELEGENSI
Menurut David
Wchsler inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. ,
Intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu
untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem yang
sedang dihadapi. Intelegensi merupakan keahlian memecahkan masalah dan
kemampuan untuk beradaptasi pada, dan belajar dari pengalaman hidup
sehari-hari. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah
suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh
karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses
berpikir rasional itu. Intelegensi tecermin dari tindakan yang terarah pada
penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul
daripadanya.
Sedangkan
tes intelegensi itu sendiri antara lain;
1. Suatu
pengukuran yang standar dan obyektif terhadap sampel perilaku.
2. Suatu
kegiatan pengukuran atau penilaian melalui upaya yang sistematik untuk
mengungkap aspek-aspek psikologi tertentu dari individu.
3. Seperangkat
alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang pikiran, perasaan,
persepsi dan perilaku seseorang guna membuat keputusan penilaian tentang
seseorang.
4.Tes
untuk mengukur aspek individu secara psikis (tes dapat berbentuk tertulis,
visual, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi
kognitif dan emosional) tes dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa.
5.Suatu
teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap kemampuan dasar
seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya
secara efektif.
MACAM-MACAM TES INTELEGENSI
§ IST (INTELLIGENZ
STRUKTUR TEST)
IST
merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur inteligensi individu.
Tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt, Jerman pada tahun 1953.
Tes
ini dipandang sebagai gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian
yang saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur intelegensi
tertentu meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk profesi
atau pekerjaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk
memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier
serta membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu.
Ü Sub
Test IST :
•
SE (Satzerganzng) — Melengkapi kalimat
•
WA (Wortausuahl)— mencari kata yang berbeda
•
AN (Analogien) — mencari hubungan kata
•
GE (Gmeinsamkeiten) — mencari kata yang mencakup dua pengertian
•
RA (Rechen Aufgaben) — Hitungan sederhana
•
ZR (Zahlen Reihen) — deret angka
•
FA (Form Ausuahl) — Menyusun bentuk
•
WU (Wurfal Aufgaben) — Kubus
•
ME (Merk Aufgaben) — Mengingat kata
Ü Cara
Skoring IST
•
Telah disediakan kunci jawaban.
•
Untuk subtes GE ada kunci jawaban tersendiri dengan penilaian 0 ,1, 2.
•
RW — SW, dari jumlah benar — norma.
•
Norma — IQ
•
Norma IST didasarkan pada USIA dan TARAF PENDIDIKAN.
Ü Langkah-langkah
skoring IST
§ Cocokkan
jawaban testee dengan kunci jawaban IST
§ Hitung
jawaban yang benar (RW)
§ Jumlahkan
ke bawah.
§ Lihat
norma untuk mendapatkan skor SW
§ Lihat
norma jumlah
§ Lihat
norma IQ
§ CFIT (CULTURE FAIR
INTELLIGENCE TEST)
CFIT
mengukur Intelegensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk
mengurangi pengaruh percakapan verbal, iklim budaya, tingkat pendidikan (Cattel
dalam Kumara, 1989). Tes ini terdiri dari 3 skala yang disusun dalam form
A dan B secara pararel. Tes ini dikembangkan oleh Raymond B. Cattell dan
sejumlah staf penelitian dari Institute of Personality and Ability Testing
(IPAT) di Universitas Illinois, USA Tes CFIT yang akan digunakan adalah
skala 3 yang biasa ditujukan pada individu yang berusia 13 tahun ke atas
(sampai dewasa). Tes
CFIT skala 3 terdiri atas 4 sub tes dengan waktu yang digunakan berbeda-beda
Klasifikasi
Inteligensi
§ STM (Standard
Progressive Matrices)
Merupakan
salah satu contoh bentuk skala inteligensi yang dapat diberikan secara
individual ataupun kelompok. Skala ini dirancang oleh J.C. Raven pada tahun
1960. SPM merupakan tes yang bersifat nonverbal, artinya materi soal-soalnya
diberikan tidak dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk
gambar-gambar.
SPM
tidak memberikan suatu angka IQ akan tetapi menyatakan hasilnya dalam tingkat
atau level intelektualitas dalam beberapa kategori, menurut besarnya skor dan
usia subjek yang dites, yaitu:
Grade
I :
Kapasitas intelektual Superior.
Grade
II : Kapasitas
intelektual Di atas rata-rata
Grade
III : Kapasitas
intelektual Rata-rata.
Grade
IV : Kapasitas intelektual
Di bawah rata-rata.
Grade
V : Kapasitas
intelektual Terhambat.
Ü Tujuan dari SPM, yaitu :
1) kemampuan
penalaran ruang yaitu kemampuan seseorang dalam memahami konsep ruang
(spasial),
2) kemampuan
menganalisis, mengintegrasikan, mencari dan memahami sistem hubungan diantara
bagian-bagian, dan
3) kemampuan
dalam hal ketepatan yaitu kemampuan seseorang dalam menghitung.
§ SB (Skala Binet)
Tes
Binet dipublikasikan pertama kali pada tahun 1905 di Paris, Perancis oleh Binet
– Simon. Pertama menggunakan 30 soal yang disajikan secara
urut. Revisi 1 (1916) di Stanford University Amerika Serikat oleh Terman
(revisi yang paling terkenal). Revisi 2 (1937), bersama Merril, tes
direvisi menjadi 2 bentuk, yaitu L & M. Revisi 3 (1960), menggabungkan
bentuk L & M menjd L-M. Pada tahun 1972 restandardisasi tabel
IQ. Revisi 4 (1986) oleh Thorndike dkk.
Tes
Binet yang digunakan di Indonesia: revisi ke 3 dari Terman & merril pada
tahun 1960, yaitu Stanford Binet Intellegence Scale Form L-M. Hasil
tes berupa IQ yang dapat dilihat pd tabel IQ atau dengan melihat perbandingan
antara MA & CA.
Ü Klasifikasi
IQ Tes Binet:
140
keatas à Very Superior
120-139 à Superior
110-119 à Rata-rata
Atas
90-109 à Normal
atau Rata-rata
80-89 à Rata-rata
Bawah
70-79 à Borderline
Deffective
69-kebawah à Cacat
Mental (Mentally Detective)
§ WAIS (Wechsler Adult
Intelligence Scale)
Wechsler
Adult Intelligence Scale (WAIS) tes adalah instrumen klinis utama yang
digunakan untuk mengukur kecerdasan orang dewasa dan remaja.WAIS asli (Formulir
I) diterbitkan pada bulan Februari 1955 oleh David Wechsler , sebagai revisi yang Wechsler
Bellevue Intelligence-Skala. WAIS
diciptakan dengan dasar pikiran bahwa inteligensi terdiri
dari aspek-aspek verbal, abstrak, numerical, dan faktor G. WAIS bertujuan untuk
mengungkap intelligensi orang dewasa. Tujuan pemisahan verbal dan performence
IQ adalah untuk keperluan diagnosa jika misalnya seseorang mendapat handicap
dalam bidang verbal atau cultural. WAIS mengukur 2 aspek kemampuan
potensial subyek yaitu aspek verbal dan aspek performance.
Ü WISC
terdiri dari 2 skala dari 12 subtes yaitu:
· SKALA
VERBAL
¾ Information
(Informasi)
¾ Comprehension
(Pemahaman)
¾ Arithmetic
(Hitungan)
¾ Similarities
(Kesamaan)
¾ Vocabulary
(Kosakata)
¾ Digit
span (Rentang angka)
· SKALA
PERFORMANSI
¾ Picture
Completion (Kelengkapan gambar)
¾ Picture
Arrangement (Susunan gambar)
¾ Block
Design (Rancangan balok)
¾ Object
Assembly (Perakitan Objek)
¾ Coding
(Sandi)
¾ Mazes
(Taman sesat)
Ø TES KEMAMPUAN KERJA
§ Tes Kraepelin
Tes
Kreapelin merupakan hasil dari ciptaan Emilie Kraepelin dia adalah seorang
Psikiater dari Jerman, adapun proses pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat
ini dapat tercipta atas dasar pemikiran dari faktor – faktor yang merupakan
kekhasan dari sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku.
Ü Tujuan
dari tes Kraepelin sebenarnya adalah digunakan untuk menentukan seperti apa
tipe performance seseorang, misalnya hasil penjualan yang rendah, dapat
menggindikasi daya gejala depresi mental. Selain itu tes Kraepelin juga
dapat digunakan untuk mengukur seberapa maximum performance dari seseorang. Seperti faktor kecepatan (Speed factor), faktor
ketelitian (accuracy factor), faktor keajegan (ritme factor), faktor ketahanan
(ausdeur factor).
§ Tes Pauli
Tes
Pauli dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr.Richard Pauli bersama dengan Dr.
Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss. Pada dasarnya, Richard Pauli tergolong
dalam suatu aliran yang ingin membuat psikologi menjadi bidang ilmu pasti,
yaitu membuat psikologi sebagai suatu bidang eksperimen. Di dalam penyusunan
atau pembuatan test pauli ini, Richard Pauli mengambil cara yang dipergunakan
oleh Kraeplin, yaitu menggunakan suatu metode dengan cara mengerjakan
penghitungan sederhana di mana yang hendak dilihat adalah kurva kerja dari
testee. Kraeplin adalah seorang psikiater atau dokter jiwa yang menggunakan
metode dengan menyuruh testee menghitung.
Ü Adapun
ciri dari test Pauli antara lain adalah: penjumlahan yang mengalir, angka yang
ditulis hanya satuan, hasil penjumlahan tidak dijumlahkan dengan angka
berikutnya.
Ü Tujuan
pengukuran tes Pauli adalah mengetahui batas perbedaan kondisi individu,
melihat prestasi dengan tepat, dan mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap
prestasi.
Ü Aspek
kepribadian yang diukur dalam tes Pauli antara lain:
o Kekuatan
kemauan
o Daya
tahan dan keuletan
o Ketekunan
dan konsentrasi
o Daya
penyesuaian
o Vitalitas/energi
(dengan asumsi, energi = prestasi)
o Kecermatan
dan ketelitian
o Stabilitas
emosi
o Sikap
terhadap tugas, sikap dalam menghadapi tantangan, dan cara mengendalikan diri.
Ø TES EVALUASI BELAJAR
Fungsi
Evaluasi:
1. Evaluasi
sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian tujuan pengajaran
2. Evaluasi
sebagai dasar untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan belajar siswa
3. Evaluasi
sebagai alat untuk memotivasi belajar siswa
4. Evaluasi
sebagai alat untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa
5. Evaluasi
sebagai balikan bagi guru dan sekolah untuk mengembangkan dan memperbaiki
program dan proses pembelajaran
Jenis
Evaluasi:
1. Evaluasi
penempatan: untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat
2. Evaluasi
psikodiagnostik: untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami kesulitan
belajar
3. Evaluasi
formatif: untuk memberikan balikan
4. Evaluasi
sumatif: untuk memberikan nilai kemajuan dan keberhasilan siswa.
Teknik Evaluasi:
· Teknik tes : Individu yang
dievaluasi (testee) akan mengalami perlakuan yang sama, dalam hal perintah,
bentuk tugas, dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan evaluasi tugas.
Sehingga, individu yang dites tersebut akan memiliki skor tertentu yang dapat
dijadikan sebagai gambaran atas apa yang telah dievaluasi. Bentuk instrumen teknik tes dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu tulisan, lisan, dan tindakan.
· Teknik non tes : digunakan untuk menilai
psikomotorik dan afektif dari peserta didik, bukan aspek kognitifnya. Berbagai
macam teknik non-tes. Pengamatan atau observasi, skala penilaian dan sikap,
interview, studi kasus, angket atau kuesioner portofolio, dokumentasi, riwayat
hidup.
Ø TES INVENTORI
§ PAPI
(The Personality Preference Inventory)
PAPI
merupakan sebuah alat ukur yang memeriksa gaya kerja yang sangat populer dan
digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan di lebih 50 negara. PAPI dirancang
oleh Dr. Max Martin Kostick di tahun 1960-an. Beliau bekerja di Universitas
Boston , Amerika. Tes PAPI pertama kali digunakan oleh konsultan manajemen PA
consulting group pada tahun 1966. PA memiliki hak ekskudif untuk memasarkan
tester tersebut ke seluruh dunia pada tahun1979, dan banyak perusahaan yang
menggunakan dengan lisensi dibawah naungan PA.
Ü Tujuan
Tes PAPI : Tes
ini merupakan pemeriksaan yang khusus berkaitan dengan kerja , tes ini berusaha
untuk menjelaskan serta menjawab pertanyaan terkait permasalahan kepribadian
inheren. Gaya bekerja seseorang dan melihat kemampuan seseorang dalam mengatasi
dinamika dalam kelompok, terutama karyawan dalam perusahaan.
Ü Format
PAPI
PAPI
memiliki dua format, yakni:
o PAPI-I
(Ipsatif ) dimana format tersebut mengadopsisebuah format wajib memilih
(forced-choice) dan menuntut responden untuk memilih prefensi – prefensi
darim90 pernyataan.
o PAPI-N
(Normatif) Tes ini meminta orang-orang yang mengerjakan kuesioner untuk
memberikan tingkat sejauh mana mereka setuju dengan 126 pernyatan.
§ NEO-PI-R
(NEO-Personality Inventory Revised)
NEO-PI-R
adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara
menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. Mereka
membedakan masing-masing dari kelima dimensi kepribadian tersebut dengan
mengembangkan enam facet yang sifatnya lebih spesifik. Setiap facet diukur oleh
8 item, maka NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item).
Kelebihan dari alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga
memudahkan untuk mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda.
Ü Tujuan
NEO PI-R : Tujuan
tes ini adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal,
keterbukaan terhadap pengalaman baru, kecenderungan untuk tunduk pada orang
lain, dan kemampuan individu dalam berorganisasi.
§ DISC (
Dominance, Influence, Steadiness, Complience)
DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku
dan gaya kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston.
Dalam penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan
dan pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya
alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC pertama kali digunakan untuk
kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses
penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II. Setelah
keandalannya terbukti, kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk kepentingan
rekrutmen yang lebih umum.
Pada awal pemakaiannya secara luas, DISC terbatas
digunakan pada sektor komersial. Agar efektif, dibutuhkan juga pendapat para
ahli, dan hal inilah yang membuatnya menjadi mahal. Sebelum memanfaatkan
komputer, interpretasi jawaban kuesioner DISC menjadi profil seseorang
merupakan pekerjaan yang sulit dan juga kompleks. Kemajuan dalam penggunaan
komputer telah membuat DISC dapat dimanfaatkan secara universal, karena
hasilnya dapat diperoleh dan diinterpretasikan secara otomatis dan cepat. Pada
akhirnya, DISC menjadi solusi hemat bagi setiap orang, dan telah berkembang
menjadi alat asesmen perilaku (behavioral assessment tool) yang paling banyak
digunakan di dunia saat ini (Trisni, 2010).
1. Dominant
(D) : Dominant
tinggi akan bersifat asertif (tegas) dan langsung
2. Influencing
(I) : Tipe
Influencing ini senang berteman.
3. Steadiness
(S) : Tipe
Steadiness ini adalah orang yang berkeras hati, gigih, dan sabar.
4. Conscientiousness
(C) : Tipe
teliti ini sangat tertarik pada presisi (ketelitian dan kecermatan) dan juga
dengan akurasi (kecepatan).
Ü Manfaat
DISC :
o Memberikan
pemahaman tentang diri seseorang terkait dengan kelebihan dan kekurangan
dirinya (secara garis besar untuk memahami tipe kepribadian).
o Perencanaan
masa depan yang lebih baik.
o Penempatan
yang sesuai dengan keunikan seseorang.
§ EPPS
(Edward Personality Preference Schedule)
Tes
EPPS (Edward Personality Preference Schedule) merupakan tes kepribadian yang
mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan menurut teori
kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus dimiliki
manusia. Edward menyiapkan beberapa butir soal sesuai dengan kebutuhan itu. Tes
ini biasanya digunakan orang-orang yang akan memasuki dunia pekerjaan.
EPPS
umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu tes yang tidak dibatasi waktu
dalam pengerjaannya. Jadi, penekanannya pada penyelesaian tugas bukan waktunya.
Dalam mengerjakan tes EPPS semua item harus dijawab, apabila ada satu item saja
yang terlewatkan maka interpretasi secara akurat tidak dapat dilakukan. Tes
EPPS dapat diberikan secara individual maupun klasikal. Latar belakang awalnya
adalah untuk konseling dan orientasinya adalah untuk orang-orang yang normal
(Karmiyati & Suryaningrum, 2005).
Ü Tujuan
Tes EPPS : untuk
mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa
pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Tugas subyek adalah memilih
satu pernyataan dari pasangan-pasangan pernyataan yang disajikan yang cocok
atau sesuai dengan dirinya. Dari 225 pasang pernyataan ada 15 pasang yang sama.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kesungguhan atau konsistensi subyek dalam
mengerjakan tes. Apabila konsisten dapat dikatakan bahwa subyek
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes dan menjadi valid untuk diskor.
Standar konsistensi pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9
sudah dapat dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005).
§ MBTI (MYER-BRIGGS PERSONALITY TYPE INDICATOR)
Tes
MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang
dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan
putrinya, Isabel Brigss Myers. Mereka mengembangkan tes ini sejak perang dunia
II (1939-1945). Mereka percaya bahwa pengetahuan akan kepribadian dapat
membantu perempuan yang akan memasuki dunia kerja di bidang industri. Setelah
mengalami pengembangan, akhirnya tes MBTI ini pertama kali dipublikasikan pada
tahun 1962.
Sampai
saat ini, tes MBTI adalah tes kepribadian yang paling banyak dipakai di dunia.
Tes ini juga dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan perusahaan
agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan
tersebut optimal. Diantara sekian banyak tes kepribadian yang paling akurat dan
paling banyak digunakan adalah MBTI (Myers Brigss Type Indicator). MBTI
dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss dan Isabel Brigss Myers berdasarkan
teori kepribadian dari Carl Gustav Jung.
Tes
MBTI bertujuan secara khusus untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut
tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai
organisasi dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada
empat skala, yang menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe
kepribadian yang luas. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling
berlawanan. Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi negatif. Berikut empat
skala kecenderungan MBTI, yaitu:
1. Ekstrovert
(E) vs Introvert (I)
Dimensi
IE untuk melihat orientasi energy, apakah ke dalam atau keluar. Ekstrovert
artinya pribadi yang menyukai dunia luar. Tipe kepribadian ini senang bergaul,
menyenangi interaksi sosial, menyukai aktivitas dengan orang lain, dan berfokus
pada dunia luar. Sebaliknya, tipe introvert adalah pribadi yang menyukai dunia
dalam (diri sendiri). Tipe ini suka menyendiri, merenung, membaca, menulis, dan
tidak terlalu menyukai pergaulan dengan banyak orang. Individu dengan tipe
kepribadian ini mampu bekerja sendiri, berkonsentrasi dan fokus. Tipe kepribadian
ini bagus dalam pekerjaan pengolahan data dan back office.
2. Sensing
(S) vs Intuition (I)
Dimensi
SI melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses data dengan
cara bersandar pada fakta yang konkret, praktis, realistis dan melihat data apa
adanya. Sensing menggunakan pedoman pengalaman dan data konkret serta memilih
cara-cara yang sudah terbukti. Individu tipe kepribadian ini fokus pada masa
kini atau hal-hal apa saja yang bisa diperbaiki pada masa sekarang. Individu
sensing bagus dalam perencanaan teknis dan detail aplikatif. Tipe intuition
memproses data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual,
serta melihat bagaimana kemungkinan yang bisa terjadi. Tipe intuition
berpedoman pada imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa depan atau
apa yang akan dicapai pada masa mendatang. Tipe ini sangat inovatif, penuh
insprasi dan ide unik, bagus untuk penyusunan konsep, ide dan visi jangka
panjang.
3. Thinking
(T) vs Feeling (F)
Dimensi
ketiga melihat bagaimana seseorang dapat mengambil keputusan. Thinking adalah
selalu menggunakan logika dan melakukan analisa dalam mengambil keputusan,
cenderung berpusat pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras kepala,
menerapkan prinisip dengan konsisten dan bagus untuk melakukan analisa serta
menjaga prosedur atau standar. Sementara feeling adalah tipe kepribadian yang
melibatkan perasaan, empati, serta nilai-nilai yang diyakini pada saat
pengambilan keputusan. Tipe ini berorientasi pada hubungan dan subjektif.
Bersifat akomodatif tetapi lebih terkesan memihak, empatik dan menginginkan
harmoni dan bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.
4. Judging
(J) vs Perceiving (P)
Dimensi
terakhir melihat bagaimana derajat fleksibilitas seseorang. Judging pada hal
ini bukanlah judging untuk menghakimi, namun pada hal ini bertumpu pada rencana
yang sistematis, senantiasa berpikir dan bertindak teratur. Tipe judging tidak
suka akan hal-hal mendadak atau diluar perencanaan. Individu tipe ini bagus
dalam penjadwalan, penetapan struktur, dan perencanaan step by step. Tipe
perceiving adalah mereka yang bersifat spontan, adaptif, dan bertindak secara
acak untuk melihat berbagai peluang yang muncul. Perubahan mendadak bukanlah
suatu masalah bagi tipe ini. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi
mendadak.
Ü Kegunaan
Tes MBTI
1) Bimbingan
Konseling : Tes
ini sangat berguna untuk pengembangan karir, dan dapat juga digunakan untuk
panduan untuk memilih jurusan di perguruan tinggi atau bahkan profesi yang
sesuai dengan kepribadian.
2) Pengembangan
diri : Dengan
tes MBTI, individu dapat melihat kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam
diri sendiri. Individu dapat lebih fokus untuk mengembangkan kelebihan dan
memperbaiki sisi negatif dalam diri.
3) Memahami
orang lain dengan cara yang lebih baik
Tes
MBTI juga dapat memperbaiki hubungan dan cara pandang individu terhadap orang
disekitarnya. Individu akan dapat memahami dan menerima perbedaan yang dimiliki
oleh orang lain.
Ø TES GRAFIS
Tes grafis adalah bagian dari tes
proyektif di ilmu psikologi. Awal mula tes ini berkembang pada abad 20
permulaan meskipun pada jauh dekade sebelumnya sudah terdapat berbagai aplikasi
grafologi berupa pembacaan tulisan tangan, tanda-tangan dan coretan-coretan
manusia yang dapat diintepretasikan. Tokoh penting akhir abad ke-19 seperti
Fechne, Wundt dan Ebbinghaus sebagai psikiater di bidang gangguan mental
mempengaruhi teknik-teknik untuk melakukan asesmen klinis terhadap para
pasiennya. Di bidang grafologi salah satu tokoh penting tentu saja
Goodenough, Machover, Moch, Kinget, Wartegg dan lain sebagainya. Bidang ilmu
ini sebenarnya terus berkembang sampai saat ini dengan metode kualitatif maupun
kuantitatif untuk mengungkap proyeksi dari grafis. Beberapa tes yang akan
dibahas kali ini adalah BAUM, DAP, HTP dan Tes Wartegg, Grafologi, Dragon Test.
§ BAUM
Tes
menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual
maupun klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work
limit” (tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia
diperkenankan menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan
non klinis, adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu
pengerjaannya) yaitu 10 menit dan testee tidak diperkenankan menggunakan
penghapus.
Ü Metode : untuk melihat karakter/kepribadian
manusia. Pohon yang dianalogikan sebagai manusia yang tumbuh berkembang
memberikan symbol-simbol yang dapat diintepretasikan dan menjadi gambaran
individu itu sendiri. Para psikolog di Indonesia masih menggunakan metode ini
sebagai salah satu alat bantu untuk membangun profil individu.
Ü Tujuan :
¾ Dari
dunia industry/perusahaan, tim rekrutmen masih menggunakan metode ini sebagai
salah satu alat untuk melihat potensi individu/calon karyawan. Metode ini masih
dirasa cukup dapat dipercaya namun penggunaannya tidak mendalam seperti pada
praktisi psikologi klinis.
¾ Psikolog
klinis dapat menggunakan metode ini untuk mencari gambaran kepribadian individu
yang lebih mendalam hingga mencari indikasi patologisnya. Baik itu patologis
bersifat kepribadian atau gangguan yang bersifat medis.
§ DAP / DAM ( DRAW A PERSON / DRAW A MAN )
Tes
Menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk
keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal. Untuk
keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit” (tanpa batas waktu
pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan menggunakan
penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis, adakalanya tes
ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit dan
testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.
Ü Fungsi DAP/DAM:
o Industri
dan Organisasi:Untuk digunakan sebagai bagian dari tes potensi (psikotes) dalam
seleksi karyawanUntuk membuat profil kompetensi, maka metode Assesment Center
masih dpat digunakan. Tes gambar orang ini akan menjadi pelengkap yagn penting
dalam memberikan informasi mengenai individu.
o Militer
: seleksi, klinis, diagnosa, dll
o TK
: dapat melihat kesiapan anak untuk sekolah
o SMA
: Penjurusan
o Kuliah
: seleksi, kesesuaian minat dan bakat.
o Psikolog
: Diagnosa gangguan kepribadian > kebutuhan terapi
§ HTP ( HOUSE TREE PERSON TEST )
Tahun
1949, JN Buck mempublikasikan House Tree Person (HTP). Pertama-tama ia merancang prosedur
tes menggambar utk menilai penyesuaian kepribadian. Jolles mengembangkan teknik dari
JN. Buck dengan tiga cara prosedur : menggambar dengan pensil tdk berwarna,
fase menanyai, menggambar dengan pensil tdk berwarna
Ü Prosedur
administrasi : individu diberikan kertas putih kosong posisi horisontal,
kemudian diberikan instruksi “gambarkan saya sebuah rumah”, jika sudah selesai
diberikan lagi sebuah kertas dengan posisi vertikal “gambarkan saya sebuah
gambar manusia”
Ü Variasi
dari prosedur gambar : Proses
menggambar tersebut akhirnya menjadi populer dalam bentuk seseorang diberikan
kertas dalam posisi horizontal dan seseorang diminta menggambar dengan
instruksi “gambarkan saya sebuah gambar dengan isi gambar ada rumah, pohon dan
manusia.
Ü Dasar
interpretasinya : melihat tipe gambar, komposisi dalam menggambar, dan hubungan
antara gambar. Jika perlu dapat pula diminta keterangan gambar yang dapat
berguna untuk mengungkapkan perasaan seseorang dan sikap-sikapnya yang
diwujudkan dalam bentuk gambar.
§ WARTEGG / WZT
Berkembang
dari eksperimental psikologi gestalt oleh F. Krueger dan F. Sander. Asumsi
tidak hanya dari subyek pengalaman tapi juga subyek yang mengalami harus
dilihat sebagai suatu struktur. Tes Wartegg
/ Drawing Completion Test (DCT) adalah bentuk pemeriksaan kepribadian
dengan menggunakan gambar-gambar yang diperoleh melalui sarana tes.Sarana tes merupakan sejumlah elemen
grafis kecil yang berfungsi sebagai suatu seri tema-tema formal yang harus
dikembangkan menurut cara subyek itu sendiri.
Ü Phantasie test – subyek
dihadapkan pada lembar yang mengandung sejumlah garis yang tidak teratur dan
harus diatur secara bebas à muncul banyak perbedaan yang mencerminkan
sifat-sifat struktural yang khas pada subyek
Ü Tujuan : Mengeksplorasi struktur kepribadian
dalam istila yang disebut fungsi-fungsi dasar. Yaitu: emosi, imajinasi,
dinamisme, kontrol, dan reality function.
§ GRAFOLOGI
Grafologi
berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang
berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan
karakter seseorang melalui tulisannya. Grafologi ini sudah ada sejak zaman
kuno.
Ü Tujuan dari
tes ini yaitu untuk mengetahui untuk mengungkapkan karakter dan kepribadian
seseorang melalui tulisannya. Dengan grafologi kita dapat mengetahui motivasi
diri, kestabilan emosi, keadaan mental, minat dan bakat, kecenderungan
intelektual bahkan kekuatan dan kelemahan diri.
§ DRAGON TEST
Tes
yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini diperuntukkan untuk anak-anak.Gambar dibuat
dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah, hijau, kuning, biru, hitam.
Ü OBJEK
Matahari
: ayah
Rumah : ibu
Pohon
: anak
Naga
: kemarahan, oposisi, energi libido, kekuatan, kehendak, dinamika
anak
Kolam
: emosi, perasaan, sensitivitas
Ø PROYEKTIF TEST
Test
Proyektif muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang
kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang
individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek
Aspek
psikologis manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar
(sukar diungkap melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan
proyektif diperlukan instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek
ketidaksadaran manusia --- teknik proyektif ini kemungkinan subjek mau
merespon, walaupun teknik proyektif mempunyai arti interpretatif Teknik ini
pendekatannya menyeluruh (global approach).
§ Rorschach Test
The
Rorschach test juga dikenal sebagai tes inkblot Rorschach atau sekadar tes
Inkblot adalah sebuah tes psikologi di mana subjek mempersepsi sebuah bentuk
gambar tinta yang dicatat dan kemudian dianalisis dengan menggunakan
interpretasi psikologis. Beberapa psikolog menggunakan tes ini untuk memeriksa
kepribadian seseorang baik karakteristik maupun fungsi emosional. Telah
digunakan untuk mendeteksi gangguan pikiran yang mendasari individu, terutama
dalam kasus-kasus di mana pasien tidak mau untuk menggambarkan proses berpikir
mereka secara terbuka. Tes ini mengambil namadari penciptanya yaitu psikolog
dari Swiss, Hermann Rorschach.
Dasar
Pemikiran Tes Rorschach:
Ü Asumsi
→ ada hubungan antara persepsi dengan kepribadian.
Ü Bercak
tinta → ambigous dan unstructured, yaitu persepsi personal, spontan dan tidak
dipelajari.
Ü Tujuan
utama →mendeskripsikan kepribadian seseorang secara keseluruhan (Gestalt)
Penerapan
Tes Rorschach:
1. Bidang klinis:
bidang klinis, rumah sakit, klinik psikiatris dan psikologis.
2. Alat
diagnostic.
3. Terapi.
4. Bidang
militer.
5. Industri.
6. Medis.
7. Penelitian:
psikologi sosial, antropologi.
§ Thematic
Apperception Test (TAT)
TAT
adalah yang dikenal sebagai teknik interpretasi gambar karena menggunakan
rangkaian standar provokatif berupa gambar yang ambigu dan subjek yang harus
menceritakan sebuah cerita dari gambar yang tertera. Subjek diminta untuk
mengatakan sebagai sebuah cerita yang dramatis.
Ü Manfaat TAT:
1. TAT
berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga
dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose.
2. Manfaat
khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama
dalam psikoanalisa.
SUMBER :
A. Anastasi, Psychological Testing, (4th ed.),
McMillan, New York, 1976.
Cohen Swerdlik, Psychological Testing and
Assesment, Mayfield, USA, 1990.
G. Marian Kinget, Wartegg: Tes Melengkapi
Gambar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar